YESUS TELAH MEMBUAT TUJUAN AKHIR MENJADI PERMULAAN

KSW_5217.JPG

Sangatlah penting buat kita untuk selalu mengingat bahwa tidak ada penebusan atau pengampunan dosa tanpa penumpahan darah, demikian yang Alkitab katakan. Dan bukan hanya sekedar darah biasa, darah yang tertumpah adalah harus darah yang tidak berdosa, tidak bercacat, tidak bercela, dan darah yang kudus.

Tanpa penumpahan darah tidak ada penebusan atau pengampunan dosa. Itu sebabnya kita bisa melihat cerita di dalam Injil bagaimana Allah mengutus Anak-Nya datang ke dalam dunia ini, Anak-Nya tidak berbuat berdosa, di dalam Anak-Nya tidak ada dosa, Anak-Nya tidak mengenal dosa, Anak-Nya mati curahkan darah-Nya, darah yang tercurah adalah darah yang menghapus semua dosa kita.

Roma 5:17: 17Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Kita harus mengerti, ketika Allah menciptakan manusia, Allah tidak pernah merancangkan manusia untuk mati, tetapi ketika manusia jatuh di dalam dosa, maut berkuasa. Jika oleh dosa satu orang, Adam, maut berkuasa oleh satu orang itu.

Selanjutnya dikatakan, “Maka lebih benar lagi mereka”, siapa? Mereka, yang telah menerima, ‘menerima’ di sini bukan hanya menerima satu kali, tetapi menerima terus menerus, continuous receiving, mereka yang terus menerus menerima, menerima apa? Menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang yaitu Yesus Kristus.

Ada begitu banyak orang yang berkata, “Kita tidak bisa terus menerus menerima kasih karunia Tuhan.” Hati-hati, sesungguhnya iblis tidak mau kita terus menerus menerima kelimpahan kasih karunia. Tujuannya apa? Karena iblis tidak mau kita hidup dan berkuasa.

Karena ketika kita yang berkuasa, iblis tidak berkuasa. Ketika kita yang berkuasa, maka kebiasaan buruk kita tidak berkuasa. Ketika kita yang berkuasa maka penyakit, penderitaan, depresi, ketakutan, kekuatiran tidak berkuasa. Ketika kita yang berkuasa, maka orang lain tidak berkuasa.

Sekarang ada begitu banyak orang Kristen yang tidak mengerti tentang kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran. Mereka masih percaya tentang kebenaran karena perbuatan, tetapi Alkitab mengatakan kebenaran Allah adalah anugerah. Anugerah artinya pemberian secara cuma-cuma.

Memang kebanyakan orang sulit untuk menerima pemberian. Kalau kita ditawarkan sesuatu,, “Kamu mau kue?”, “Jangan, jangan repot-repot, tidak usah, tidak usah.” “Satu potong tidak apa, tidak usah terima kasih”, “Saya sudah makan.” Karena budayanya kita tidak boleh langsung berkata, “Ya”, katanya tidak sopan. Orang berpikir kita lagi diet, itu sebabnya mereka terus paksa kita sampai kita menerima.

Kita harus belajar untuk menerima, kalau seseorang sudah membayar, kemudian diberikan kepada kita itu namanya anugerah. Anugerah artinya seseorang sudah membayarnya. Pemberinya sudah membayar, bukan yang menerima yang membayar, tetapi pemberinya yang sudah membayar. Ini namanya anugerah.

Tetapi kebanyakan kita berpikir, setelah kita melakukan sesuatu, setelah kita sudah cukup lama berdoa, sudah cukup banyak berkorban, sudah cukup bekerja keras, maka baru kita menerima kebenaran. Ini namanya menerima upah, bukan menerima anugerah. Itu sebabnya jangan heran kalau kita tidak berkuasa di dalam hidup ini.

Ada begitu banyak kesaksian di mana mereka dibebaskan dari ketergantungan, rokok, alkohol, pornografi dan pada akhirnya mereka berkuasa atas ketergantungan mereka. Apa yang mereka lakukan? Sekalipun mereka masih berbuat dosa, setiap hari mereka tetap mengatakan, “Saya orang yang dibenarkan Allah karena iman di dalam Kristus Yesus.”

Ketika kita berkata demikian, “Saya orang yang dibenarkan Allah karena iman di dalam Kristus Yesus”, mungkin iblis akan berkata kalau kita munafik, “Memangnya gua tidak tahu lo siapa.” Tetapi ketika kita mengatakannya, semakin kita mengatakannya, kita akan semakin hidup dan berkuasa.

Kebanyakan orang ketika mereka berbuat dosa, apa yang mereka lakukan? Mereka datang kepada Tuhan, mereka mengeluh, mereka mengerang kepada Tuhan, “Tuhan saya orang berdosa, saya orang yang tidak layak, Tuhan ampuni saya”, mereka bertingkah laku seolah-olah Tuhan tidak mau mengampuni mereka.

Ingat baik-baik, kalau kebenaran yang kita miliki adalah anugerah, pemberian, artinya tidak ada sesuatu apapun yang harus kita lakukan untuk mendapatkan kebenaran itu, semuanya karena apa yang Yesus lakukan. Dengan kata lain, kebenaran yang kita miliki tidak ada hubungannya dengan apa yang kita lakukan.

Kenyataannya, apa yang Adam lakukan begitu berkuasa sehingga kita menjadi orang berdosa, sekalipun kita melakukan perbuatan baik, perbuatan baik kita tidak bisa mengubah status kita dari orang berdosa menjadi orang benar. Kalau apa yang Adam lakukan begitu berkuasa, betapa lebih berkuasanya lagi apa yang Yesus lakukan. Amin!

Itu sebabnya jangan lagi pernah berkata, “Saya orang berdosa.” Tidak dikatakan bahwa kita sudah bebas dari dosa, mungkin kita masih melakukan perbuatan yang salah, tetapi perbuatan kita tidak menentukan identitas kita di dalam Yesus. Ingat, ketika kita masih menjadi orang berdosa, sekalipun kita berbuat benar, tidak menjadikan kita orang benar, kita tetap orang berdosa.

Ketika kita lahir baru, menerima Yesus, apa pun yang kita lakukan, perbuatan kita tidak menentukan identitas kita di dalam Yesus. Dengar baik-baik, semua yang kita lakukan pasti ada konsekuensinya, kita bisa menyakitkan orang lain, kita bisa merusak masa depan kita, kita bisa merusak tubuh kita sendiri, kita bisa merusak pikiran kita.

Dosa itu berbahaya, tetapi bagaimana caranya menang atas dosa? Tetapi kita harus mengerti, kita ada di pihak kekudusan. Namun kebanyakan orang berkata bahwa untuk menang atas dosa adalah dengan hukum Taurat, tetapi bagi kita dikatakan, untuk menang atas dosa adalah dengan kasih karunia.

Kolose 2:9-10: 9Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmani seluruh kepenuhan ke-Allahan. 10Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. Di sini dikatakan, “Sebab di dalam Yesus berdiam seluruh kepenuhan Allah secara jasmani”, secara jasmani! Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dengan kata lain Allah menempatkan kita di dalam Yesus, sehingga kabar baiknya kita sempurna di dalam Yesus.

Sekarang banyak orang yang berkhotbah kalau kita sudah berbuat benar maka kita menjadi orang yang benar! Kita yang percaya kepada Yesus, sekarang kita adalah orang yang benar, tidak bercacat, tidak bercela di hadapan Allah. Allah menempatkan kita di dalam Yesus, kita sempurna di dalam Yesus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmani seluruh kepenuhan ke-Allahan. Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia.

Kita harus mengerti dan percaya, inilah titik awal keberadaan kita di hadapan Allah: keberadaan kita sudah sempurna di dalam Yesus. Memang kita masih bisa berbuat sesuatu yang salah. Itu sebabnya selalu dikatakan, “Jangan menghakimi keberadaan kita berdasarkan apa yang kita lakukan, tetapi hakimi keberadaan kita berdasarkan apa yang Allah lakukan. Kita sempurna di hadapan Allah karena Allah menempatkan kita di dalam Yesus. Amin

Tetapi kebanyakan orang meghakimi keberadaannya berdasarkan apa yang mereka lakukan itu sebabnya mereka menjadikan sempurna di dalam Yesus sebagai titik akhir. Banyak orang memberitahukan kepada kita, suatu saat nanti, mereka berbicara tentang titik akhir, kita akan menjadi sempurna sama seperti Yesus.

Ketika kita lahir baru, ketika kita selamat, ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, saat itu di hadapan Allah keberadaan kita sempurna di dalam Yesus. Inilah titik awal keberadaan kita sebagai orang percaya, sempurna di dalam Yesus, kita orang yang benar, kudus, tidak bercacat, tidak bercela di hadapan Allah. Jangan jadikan ini sebagai titik akhir.

Itu sebabnya banyak orang Kristen yang tidak menerima kelepasan dan kebebasan. Jadikan ini sebagai titik awal, percaya keberadaan kita di hadapan Allah adalah orang yang benar, kudus, tidak, bercacat, tidak bercela, maka kebenaran ini akan mengubahkan kita dari satu kemuliaan kepada kemuliaan sehingga pada akhirnya menjadi sama seperti Yesus dalam pikiran, tingkah laku dan tindakan.

Kalau kita datang kepada Tuhan bertingkah laku seperti orang berdosa, Tuhan tidak akan merespon kita, kenapa? Karena sekarang Tuhan bukan hanya sekedar Tuhan, tetapi sekarang Tuhan adalah Bapa kita. Kita bukan lagi orang berdosa di hadapan Tuhan, kita adalah anak-anak-Nya.

1 Yohanes 2:1-2: 1Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. 2Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Di sini dikatakan, “Anak-anakku”, kata ‘anak-anakku’ tidak pernah muncul dalam 1 Yohanes 1. Hanya muncul di 1 Yohanes 2. Yang di maksud dengan ‘anak-anakku’ di sini adalah orang percaya.

“Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa”, apa artinya? Artinya, ada kemungkinan orang percaya berbuat dosa, betul? Namun jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Kata ‘pengantara’ di sini, terjemahannya adalah Advocate, dalam bahasa aslinya adalah Parakletos.

Kita tahu berapa kali kata Parakletos muncul dalam Perjanjian Baru? Lima kali. Dari lima kali kata Parakletos yang muncul, empat kali diterjemahkan sebagai Comforter, Penolong, Penghibur. Parakletos di sini mengacu kepada Roh Kudus. Semalam sebelum Yesus diserahkan, ketika Yesus sedang makan bersama-sama dengan murid-murid-Nya, “Aku akan pergi dan Aku akan mengutus Penghibur kepadamu.” Berapa kali Parakletos diterjemahkan sebagai Advocate, Pengantara? Satu kali, di dalam 1 Yohanes 2:1. ‘Parakletos’ di sini mengacu kepada Tuhan Yesus.

Di dalam Perjanjian Lama ada saatnya di mana iblis bisa datang dan berdiri di hadapan Allah mendakwa kita. Ingat kisah tentang Ayub? Ini semua terjadi sebelum Yesus mati di atas kayu salib. Di dalam kitab Ibrani dikatakan bahwa Yesus naik ke Sorga, bukan membawa darah binatang, tetapi membawa darah-Nya sendiri. Untuk apa? Untuk menguduskan Sorga.

Mungkin kita berkata, “Buat apa Sorga dikuduskan, bukankah Sorga sudah kudus?” Yesus membawa darah-Nya menguduskan Sorga. Bagian Sorga yang dikuduskan Yesus adalah bagian di mana iblis berdiri di hadapan Allah untuk mendakwa kita. Yesus kuduskan dengan darah-Nya.

Kitab Wahyu mengatakan “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.” Kabar baiknya hari ini tidak ada tempat lagi buat iblis di hadapan Allah untuk mendakwa kita.

Jadi apa artinya ayat ini kita memiliki Pengantara, Advocate, Parakletos. Lima kali muncul, empat kali mengacu kepada Roh Kudus, Comforter, Penolong, Penghibur, tetapi satu kali muncul di sini mengacu kepada Yesus, Advocate, Pengantara. Kita memiliki Pengantara kepada Bapa.

Ada sebuah ilistrasi, misalnya ada seorang anak umur sepuluh tahun berbuat sesuatu yang salah di meja makan, kelakuannya membuat bapaknya marah, bapaknya berkata kepada anak ini, “Sekarang kamu naik ke kamar kamu”, bapaknya mendisiplin anak ini, anaknya bangun dari meja makan, naik ke kamarnya.

Tidak lama kemudian ibunya menyusul naik ke kamar anak ini. Ibunya masuk ke kamar anak ini, ibunya melihat anaknya menangis, kemudian ibunya menghibur anak ini. Ibunya tidak mengatakan, “Kamu benar, Nak, kamu tidak nakal, bapak kamu saja yang kuno, tidak mengerti apa yang kamu lakukan, ini tidak baik.”

Yesus tidak menyamankan dosa kita, tetapi Yesus menyamankan kita, Yesus mengingatkan kita. Bagaimana Yesus menyamankan kita? Yesus menyamankan kita dengan mengingatkan kita tentang apa yang sudah Yesus lakukan, “Aku sudah mencurahkan darah-Ku untuk dosamu.” Ini yang Yesus lakukan ketika ada di antara kita yang berbuat dosa, supaya kita tetap memiliki rasa percaya diri, confidence di hadapan Bapa.

Waktu Yesus berteriak di atas kayu salib,”It is finish” di situlah kita memulai kehidupan Kekristenan kita. Apa yang finish? Dosa, kutuk, penghukuman selesai. Bagaimana dengan kekudusan dan kebenaran Allah? Sudah dipuaskan. Bagaimana dengan kasih Allah? Kasih Allah sudah didemonstrasikan. “It is finish.”

Waktu Yesus umur dua belas tahun Yesus berkata kepada orang tuanya, “Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus melakukan kehendak Bapa-Ku?” Di atas kayu salib Yesus berkata, ”It is finish. Apanya yang finish? Kehendak Allah. Supaya dosa kita diampuni dengan cara yang benar, dan tidak bisa diganggu gugat.

Kemudian Yesus bangkit dari kematian, menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, sambil menunjukkan luka di tangan dan di lambung-Nya sambil berkata, “Damai sejahtera bagi kamu. Satu minggu kemudian setelah Yesus bangkit, Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Galilea. Yesus bertanya kepada salah seorang murid yang bernama Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku? Kemudian Yesus berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku.”

Lihat urutannya, “It is finish” - Damai sejahtera bagi kamu - Apakah engkau mengasihi Aku? - Ikutlah Aku! Selalu perhatikan urutannya. Kehidupan kekristenan yang sesungguhnya dimulai dari “It is finish”, kita sempurna di dalam Yesus, dosa kita dulu sekarang dan yang akan datang sudah diampuni, kita adalah orang yang benar di dalam Yesus. Kalau kita tahu akan hal ini maka kita akan memiliki damai sejahtera. Damai sejahtera bagi kamu, terima! Alkitab mengatakan kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Miliki!

Setelah itu, setelah saudara menerima apa yang sudah Yesus selesaikan, setelah kita menikmati damai sejahtera Allah, tidak ada lagi pertentangan antara kita dengan Allah, Allah adalah Bapa kita, kita begitu dekat dengan Allah, kemudian Bapa bertanya kepada kita, “Apakah engkau mengasihi Aku?”

“Setelah engkau melihat apa yang Aku lakukan, apakah engkau mengasihi Aku?” Ketika kita mengatakan, “Ya Tuhan, aku mengasihi Engkau”, kemudian Yesus akan berkata, “Ikutlah Aku.” Ikuti urutannya jangan dibalik, jangan jadikan titik awal menjadi titik akhir, kita harus tahu di mana titik awal kita.

Kita mau memiliki kehidupan kekristenan yang sesungguhnya? Percaya kepada apa yang Yesus lakukan buat kita, percaya bahwa kita adalah orang yang benar di dalam Kristus, sempurna di dalam Kristus, miliki damai sejahtera, kemudian kita bisa mengasihi Tuhan, pada akhirnya kita akan mengikuti dan melayani Tuhan dan melihat berkat-berkat Tuhan akan digenapi dalam hidup kita.